Perjuangan Seorang Guru Yang Tak Kenal Lelah

 Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa…

Penggalan lirik lagu tersebut mungkin tidaklah asing bagi kita. Lirik lagu “Hymne Guru” yang sering kita dengarkan di masa-masa sekolah menyadarkan betapa berharganya jasa seorang guru sehingga layak disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Tak disangka masih ada beberapa guru di Indonesia yang masih  berjuang untuk mengajar murid-muridnya. Siapakah mereka? Muhammad Zainuddin adalah salah satu contohnya. Zainuddin yang merupakan seorang guru berusia 50 tahun di SDN Kebon Bawang yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jarak antara rumah dengan sekolah nya cukup jauh memakan waktu sekitar 1 jam untuk menempuh perjalanan menuju sekolah dan melewati jalan yang cukup padat penduduk sehingga sering sekali terjebak kemacetan, meskipun beresiko tinggi, Zainuddin rela berjuang demi murid-muridnya.

Seorang guru dituntut untuk profesional dalam mengembangkan dan menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada peserta didik dengan segala keterbatasan sarana dan situasi yang dihadapi di lapangan. Mereka dituntut untuk bekerja dengan kualitas yang baik yang dilandasi dengan rasa pengabdian, kecintaan terhadap profesi, kebiasaan melakukan refleksi diri, hingga semangat untuk terus belajar sepanjang hayat. Sayangnya, masih kita jumpai  di lapangan, guru-guru masih mengalami berbagai kendala dalam mengembangkan diri dan kariernya. Kondisi mereka cukup memprihatikan. Mereka mengajar sambil terpaksa melakukan pekerjaan lainnya untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Pengabdian seorang guru seringkali bukanlah hal yang mudah dilakukan. Pengabdian seorang guru bahkan kadang-kadang harus diikuti dengan pengorbanan besar.

Pilihan hidup menjadi seorang guru apabila dilakukan dengan tulus ikhlas dan rasa cinta, maka akan membawa seseorang kepada kebahagiaan yang tentu tidak dapat dinilai dengan materi. Inilah modal terbesar yang akan membawa seseorang pada kesuksesan dalam menjalani profesi sebagai seorang guru: pengabdian. Apabila seorang “guru” tidak memiliki rasa pengabdian yang tulus di dalam dirinya, maka “guru” itu tidak akan dapat bertahan pada pekerjaannya, dan ia bukanlah seorang guru yang sebenarnya.

Penulis : Siti Nurfajriani - 193516516599

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konvergensi Media PT. Trans Corpora (Transcorp)

Konvergensi Media Pada Mahaka Media Group - Tugas Kelompok Cyber Journalism (R.01)