Sampah Menumpuk, Dipo Siaga Pejaten Barat Berencana Membangun TPS3R
Lokasi Dipo Siaga Pejaten Barat, 17/1/23. (Sumber: Mahasiswa Unas, Cyber Jurnalism)
"Desember kemarin turun lagi PERGUB pengolahan sampah anorganik, yang dimana sekarang lingkungan hidup hanya sebagai fasilitator ataupun yang mensosialisasikan adanya suatu kepentingan. Apabila semua terlibat, sampah yg masuk hanya 30% dan dianggap residu," ujar Mian.
Melalui hal tersebut, Dipo Siaga akan berencana untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS-3R). Sementara itu, tumpukan sampah juga tidak boleh dibiarkan hingga bermalam hari. Apabila di biarkan saja akan menimbulkan berbagai dampak.
"Disini nanti mau dibikin TPS3R dan sampah disini tidak boleh bermalam dan tidak boleh numpuk. Maka setiap datang harus langsung di angkut, karena apabila bermalam pasti akan menimbulkan bau dan membusuk," ujar Mian.
Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan secara rutin dengan jam operasional yang telah ditentukan. Mian mengatakan bahwa dari pihaknya mengerahkan 40 unit truk setiap harinya untuk mengangkut sampah dikawasan Pasar Minggu.
"Kegiatan dimulai dari jam 08.00 WIB dan paling banyak itu sore dan kita tutup pukul 16.00 WIB. Biasanya dari pasar minggu saja truk saya ada 40 truk, se DKI 1.300 truk masuk ke bantar gebang dalam sehari," ujar Mian.
Mian menjelaskan bahwa kendaraan yang rusak menjadi salah satu kendala yang sering terjadi saat pengangkutan sampah. Hal tersebut menyebabkan pelayanan sampah menjadi terhambat.
"Kami kendalanya apabila kalau ada kendaraan yang rusak, akhirnya kita tidak bisa berkendara maka tertunda pengangkutan sampah, saat ini kendaraan saya rusak 2. Sehingga saya menunggu dulu dari bantar gebang buang kemudian angkut lagi. Kedua jadwal si petugas swadaya itu kadang mereka sore baru datang," ujarnya.
Sarana prasarana yang ada pada Dipo Siaga memang terbilang cukup lengkap seperti truk besar pengangkut sampah, belmont serta gerobak motor dari swadaya sekitar. Namun, Mian menjelaskan beberapa sarana belum memadai untuk mengelola sampah secara manual.
“Sebenarnya saya pengen manual jadi langsung di angkut ke truk tidak pakai alat berat cuma kendalanya sarananya tidak ada, yang menjamin itu rutin. Kita selalu membayangkan itu sampah harus habis tiap hari " ungkap Mian.
Nama kelompok:
1. Wulandari Sekarwangi (193516516116)
2. Syafinah Nurfaidah (193516516117)
3. Annisa Apriliyani (193516516122)
4. Karina Deasyani Putri (193516516129)
5. Devi Fitriani Rizky (193516516174)
Mata Kuliah: Cyber Journalism (R.01)
Komentar
Posting Komentar